melansirkan,
SK Panitia Khusus (Pansus) DPRA yang dibentuk untuk melakukan lobi ke
Jakarta terkait dengan pelaksanaan Qanun Aceh Nomor 3 Tahun 2013 tentang
Bendera dan Lambang Aceh sudah mati beberapa waktu lalu. Menurut Ketua
Komisi I, Abdullah Saleh, Minggu (28/2/2016) mengatakan, pansus yang
diketuai oleh Kautsar, SHI, yang juga ketua Fraksi Partai Aceh, tidak
sempat fokus karena disibukkan oleh pembahasan RAPBA 2016.
Tiba-tiba, pada Selasa (1/3/2016) Fraksi PA diseluruh DPRK berkumpul di DPRA sambil membentangkan Bendera Bintang Bulan, yang selama ini masih belum disetujui oleh Jakarta sebagai identitas Propinsi Aceh.
Gedung wakil rakyat pun bergemuruh. Bahkan terdengar suara–senada janji– dari beberapa mulut anggota legislatif yang siap meletakkan jabatan, bila Jakarta tidak mengaminkan pelaksanaan qanun tentang bendera dan lambang. Gemuruh pun semakin membahana.
Juga ada suara yang mengatakan bahwa DPR Fraksi PA seluruh Aceh akan memboikot pemilu 2017 bila bendera masih tetap tidak bisa dikibarkan.
Dalam kesempatan itu, Ketua Badan Legislasi (Banleg) DPRA, Iskandar Al-Farlaky pun mendesak semua pihak–bukan hanya legislatif– untuk membuat rekomendasi bersama agar Qanun Aceh Nomor 3 tahun 2013 secepatnya dapat diimplementasikan.
“Kita harus sama-sama membuat rekomendasi. Sebelum ayam berkokok bendera sudah harus segera berkibar,” ujarnya.
Rapat Tertutup
Usai aksi demontrasi bendera di ruang sidang DPRA, kemudian dilanjutkan dengan rapat tertutup Fraksi PA seluruh Aceh. Menurut Ketua DPRA, Teungku Muharuddin, dalam rapat tersebut mereka akan membahas kekhususan Aceh.
“Ini rapat internal membicarakan kekhusussan di Aceh. Terkait isi belum bisa kami publish karena masih bersifat mencari kesepakatan,” ujarnya lagi.
Jangan Menggantang Asap
Aksi anggota DPR se Aceh dari Fraksi PA tersebut mendapat perhatian masyarakat. Nurdin (40) warga Banda Aceh, berharap agar apa yang dilakukan kali ini tidak lagi sekedar menggantang asap–perbuatan sia-sia– dan hanya pencitraan menjelang pemilu.
Persoalan penting atau tidak, menurutnya bisa bias, tergantung sudut pandang. Akan tetapi yang lebih penting agar aksi kali ini bukan hanya upaya menutup kelemahan Pemerintah dan DPR se-Aceh yang masih belum mampu mendongkrak Aceh keluar dari jurang kemiskinan.
“Semoga saja, aksi membentangkan bintang bulan kali ini langsung dari Daud Bereueh (alamat gedung DPRA) bukan sekedar upaya mengalihkan perhatian masyarakat, agar mereka lupa dan kembali terlena dengan janji kosong,” imbuhnya.(acehtrend.co)
Tiba-tiba, pada Selasa (1/3/2016) Fraksi PA diseluruh DPRK berkumpul di DPRA sambil membentangkan Bendera Bintang Bulan, yang selama ini masih belum disetujui oleh Jakarta sebagai identitas Propinsi Aceh.
Gedung wakil rakyat pun bergemuruh. Bahkan terdengar suara–senada janji– dari beberapa mulut anggota legislatif yang siap meletakkan jabatan, bila Jakarta tidak mengaminkan pelaksanaan qanun tentang bendera dan lambang. Gemuruh pun semakin membahana.
Juga ada suara yang mengatakan bahwa DPR Fraksi PA seluruh Aceh akan memboikot pemilu 2017 bila bendera masih tetap tidak bisa dikibarkan.
Dalam kesempatan itu, Ketua Badan Legislasi (Banleg) DPRA, Iskandar Al-Farlaky pun mendesak semua pihak–bukan hanya legislatif– untuk membuat rekomendasi bersama agar Qanun Aceh Nomor 3 tahun 2013 secepatnya dapat diimplementasikan.
“Kita harus sama-sama membuat rekomendasi. Sebelum ayam berkokok bendera sudah harus segera berkibar,” ujarnya.
Rapat Tertutup
Usai aksi demontrasi bendera di ruang sidang DPRA, kemudian dilanjutkan dengan rapat tertutup Fraksi PA seluruh Aceh. Menurut Ketua DPRA, Teungku Muharuddin, dalam rapat tersebut mereka akan membahas kekhususan Aceh.
“Ini rapat internal membicarakan kekhusussan di Aceh. Terkait isi belum bisa kami publish karena masih bersifat mencari kesepakatan,” ujarnya lagi.
Jangan Menggantang Asap
Aksi anggota DPR se Aceh dari Fraksi PA tersebut mendapat perhatian masyarakat. Nurdin (40) warga Banda Aceh, berharap agar apa yang dilakukan kali ini tidak lagi sekedar menggantang asap–perbuatan sia-sia– dan hanya pencitraan menjelang pemilu.
Persoalan penting atau tidak, menurutnya bisa bias, tergantung sudut pandang. Akan tetapi yang lebih penting agar aksi kali ini bukan hanya upaya menutup kelemahan Pemerintah dan DPR se-Aceh yang masih belum mampu mendongkrak Aceh keluar dari jurang kemiskinan.
“Semoga saja, aksi membentangkan bintang bulan kali ini langsung dari Daud Bereueh (alamat gedung DPRA) bukan sekedar upaya mengalihkan perhatian masyarakat, agar mereka lupa dan kembali terlena dengan janji kosong,” imbuhnya.(acehtrend.co)

No comments:
Post a Comment